Pantang Menyerah Membangun Kemandirian Desa

Taufik Hidayat (27) memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya di perusahaan otomotif ternama di Jakarta.

Keputusan berani inilah yang mendorong Taufik untuk menelusuri bentuk usaha yang dapat mewujudkan mimpinya.
Melihat sekelompok ibu berbudidaya jamur tiram saat bertandang ke rumah kawan, Opik, demikian panggilan akrabnya, langsung berminat mengikuti jejak mereka. Ia pun banyak belajar dari kakak kelasnya semasa kuliah yang telah lebih dulu menekuni bidang ini. Tanpa perlu lahan luas, dan memberikan hasil yang lumayan, budidaya jamur tiram segera memikat perhatian Opik. Akan tetapi perjalanan usahanya tak serta merta berjalan mulus. Pengalaman pertamanya justru pahit karena ia tertipu oleh penjual bibit jamur. Warga Pangalengan, Kabupaten Bandung ini tak menyerah, ia bangkit dan ahirnya siap menyambut panen pertamanya di awal 2015. Namun, cobaan kembali mendera. Kali ini ujian datang dari alam. Hujan deras yang mengguyur kala itu tidak hanya merendam lahan jamur tiramnya, bahkan ikut merobohkan bangunan kumbungnya. Opik tak bergeming. Ia bangun kembali usahanya, meniti jalan untuk bangkit. Ia percaya kesuksesan yang langgeng didapatkan dari belajar banyak melalui kegagalan.

Perlahan, kerja keras Opik mulai membuahkan hasil. Kekuatan tekadnya menggerakkan Star Energy Geothermal Wayang Windu (SEGWWL) untuk mendukung usahanya, mulai dari pembinaan, penyediaan bangunan untuk produksi, penambahan petani binaan untuk dapat memperkuat kapasitas produksi, hingga bantuan alat-alat untuk pembuatan pelet dan briket bahan bakar sebagai hasil pengolahan limbah media tanam jamur tiram. Melalui perpaduan keuletan, kemauan untuk terus belajar dan dukungan dari SEGWWL, Opik akhirnya mampu melahirkan usaha budidaya jamur bernama Villa Mushroom Agrifarm (VMA).

Sosok Opik sendiri bukan orang baru bagi SEGWWL. Di tahun 2011, Opik juga menjadi salah satu penerima beasiswa prestasi SEGWWL. Pribadinya yang ulet dan mau terus belajar inilah yang menginspirasi SEGWWL untuk menjalin kemitraan bersamanya melalui program Budidaya Jamur Tiram Ramah Lingkungan (BuRamli) . Bertujuan untuk menumbuhkan keterampilan berwirausaha masyarakat setempat, program ini sekaligus menjadi tantangan baginya untuk dapat mereplikasi budidaya jamur tiram kepada masyarakat luas. Di tahun 2018, kemitraan antar SEGWWL dan VMA pun terjalin. Opik dengan tangan terbuka membagikan ilmu dan pengalamannya bagi siapa saja yang berminat untuk berwirausaha dalam budidaya jamur tiram. Di tahun pertama program ini berjalan setidaknya sudah ada empat orang binaan (replikator) yang masing-masing memiliki pekerja sedikitnya dua orang.

Opik dan kerja kerasnya tidak hanya mampu mewujudkan impiannya menyejahterakan keluarga di kampungnya, prestasinya bahkan mendapat pengakuan dari banyak pihak antara lain dengan menjadi finalis Wirusaha Muda Mandiri dan mendapat kesempatan untuk belajar bisnis ke Kanada. Program BuRamli pun, di akhir tahun 2018, berkontribusi dalam dianugerahkannya penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) dan Properda dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KHLK) dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat bagi SEGWWL.