Community Development Story

Kerja keras dan ketekunannya mendorong terciptanya perubahan pola pikir masyarakat dalam bercocok tanam

Sembilan bulan, bukanlah masa yang singkat namun, itulah jangka waktu yang biasanya diperlukan Rega Kusmana, ketua program Cinta Bakti Lestari untuk bisa meyakinkan seorang penduduk untuk mau mengubah kebiasaannya bercocok tanam di wilayah Leuweung Citere dan Gunung Kahuru.

Upaya sosialisasi yang ia lakukan ini telah menjadi salah satu tugas besarnya, sejak ditandatanganinya nota kesepakatan bersama antara Star Energy Geothermal (Wayang Windu) Limited (SEGWWL) dengan Pecinta Alam Penelusur Belantara (PAPB) Tapak Tiara, di mana ia menjadi anggotanya, yang melahirkan program Cinta Bakti Lestari, pada 2017. Program yang digagas oleh SEGWWL ini lahir dari perhatian perusahaan terhadap dua permasalahan besar yang dihadapi oleh penduduk kecamatan pengalengan, Jawa Barat, yaitu sulitnya mendapatkan air bersih saat kemarau tiba, dan ancaman longsor serta kebakaran hutan akibat beralihnya kegiatan bercocok tanam rumput untuk pakan sapi ke area Leuwueng Citere dan sayuran ke lereng Gunung dengan kemiringan >35°.

Bagi Rega, menjalankan misi mulia ini bukanlah sebuah pekerjaan mudah Tak hanya berbekal ketekunan, namun, pengalamannya sebagai aktivis pecinta alam membuatnya kreatif dalam melakukan berbagai pendekatan ke masyarakat.

Mulai dari berdiskusi secara intensif dengan warga, hingga mengedukasi para siswa SMA melalui program pencinta alam. Tidak seluruh upaya yang ia lakukan berjalan mulus. Menghadapi penolakan, ia terus maju dengan mencoba pendekatan yang berbeda. “Saya merasa beruntung kelompok Tapak Tiara ini memiliki anggota dengan beragam profesi dan keterampilan. Dengan begitu, kami bisa menjajaki beragam pendekatan kepada masyarakat, saat kami mendapat tantangan,” ujarnya. Pada intinya, Rega dan kelompoknya selalu menanamkan pemahaman tentang bagaimana pentingnya pelestarian lingkungan bagi masa depan warga.

Untuk mendukung program lima tahun ini, SEGWWL pun menggandeng beberapa
pemangku kepentingan terkait seperti para perangkat pemerintahan desa,

Penerima manfaat dan bertemu dengan mereka secara berkala untuk membahas perkembangan juga tantangan yang dihadapi selama program berlangsung.

Kini, para anggota Tapak Tiara telah merasakan manfaat dari program ini. Walau jalan masih terbentang panjang untuk mewujudkan cita-cita program ini, namun perubahan sikap pada beberapa orang yang selalu mengedepankan kelestarian lingkungan menjadi sebuah capaian yang patut dibanggakan. Bahkan, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung memberikan dukungannya kepada program ini dan telah beberapa kali berkunjung ke Leuweung Citere. Puncaknya, program ini telah membuat SEGWWL meraih PROPER Emas 2018 dan telah dikunjungi oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia pada tahun 2019 sebagai bagian dari kegiatan monitoring dan evaluasi program unggulan di dalam PROPER.